How To

Bagaimana Standar Kecantikan Perempuan di Indonesia?

Bagaimana Standar Kecantikan Perempuan di Indonesia?

Indonesia adalah rumah bagi ribuan pulau dan ratusan suku bangsa. Dengan kekayaan budaya yang begitu melimpah, tentu saja standar kecantikan di sini pun sangat beragam. Setiap suku punya cara pandang yang unik tentang apa itu cantik. Lalu, bagaimana dengan standar kecantikan yang ada di Indonesia?

Dikutip dari Liputan6.com, pandangan dari sisi kecantikan itu subjektif dan beragam, namun masyarakat seringkali memaksakan satu standar kecantikan yang sempit. Konsep kecantikan yang ideal seringkali didasarkan pada ras, kelas, dan gender tertentu. Hal ini tidak hanya merugikan perempuan, tetapi juga menciptakan ketidakadilan dan diskriminasi. Kita perlu merayakan keberagaman dan melepaskan diri dari belenggu standar kecantikan yang tidak realistis.

Sebagai contoh, orang-orang yang berkulit putih, wajah kecil, dan bertubuh kurus seringkali dianggap sebagai wanita yang cantik di Jawa. Budaya di Indonesia seringkali mengajarkan bahwa perempuan cantik itu harus memiliki kulit putih, tubuh tinggi semampai, dan rambut lurus. Standar kecantikan ini begitu melekat sehingga banyak produk kecantikan yang memanfaatkannya untuk menarik konsumen.

Standar kecantikan yang didominasi oleh kulit putih adalah hasil dari konstruksi sosial yang panjang. Industri kecantikan memanfaatkan ketidakamanan perempuan untuk menjual produk mereka. Padahal, kecantikan sejati adalah tentang menerima diri sendiri apa adanya. Sejak masa kolonial hingga hari ini, pengaruh penjajahan Belanda dan Jepang membuat kulit putih menjadi simbol kecantikan dan kekuasaan di Indonesia. Warisan kolonial ini begitu kuat sehingga hingga kini masih banyak yang mengasosiasikan kulit putih dengan status sosial yang tinggi. Hal tersebut akhirnya membentuk konstruksi sosial di masyarakat mengenai standar kecantikan bahwa perempuan Indonesia harus memiliki kulit yang putih, rambut panjang berkilau, dan badan langsing.

Namun, hal itu berbeda dengan realita masa kini. Wanita Indonesia semakin berani merayakan keunikannya. Dari kulit putih hingga kulit sawo matang, semua punya keindahan tersendiri. Media sosial telah mengubah cara wanita Indonesia modern memandang kecantikan. Meski pada kenyataannya sampai sekarang, standar kecantikan seringkali masih dipaksakan oleh media mainstream. Namun, kini, berkat influencer-influencer yang beragam, wanita Indonesia modern dapat melihat banyak representasi kecantikan yang lebih inklusif. Wanita Indonesia dari berbagai latar belakang kini memiliki platform untuk membagikan kisah dan keindahan mereka.

Hal tersebut juga dibuktikan dengan survey dari ZAP Beauty Index dan MEN/O/LOGY Index 2024 yang dipublikasikan pada Januari 2024 lalu. Berdasarkan survei tersebut kepada 9.000 perempuan Indonesia, hanya ada 1,1 persen responden menganggap kulit putih sebagai definisi cantik. Dikutip dari Kompas.com, jawaban dari hasil survey tersebut menunjukan perubahan pola pikir perempuan Indonesia di masa modern ini. Menurut COO Markplus.Inc, Yassanova atau Nova, hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya perempuan, sudah semakin sadar bahwa kulit cantik itu adalah kulit yang sehat. 

“Kita sekarang benar-benar merayakan semua warna kulit yang ada di Indonesia, enggak cuma putih aja,” ujar Nova saat acara The Exclusive Reveal of ZAP Beauty Index & MEN/O/LOGY Index 2024 pada Januari 2024 lalu.  Nova melanjutkan bahwa hasil survei tahun ini menunjukkan penurunan signifikan dibanding tahun 2021. Berdasarkan survei yang melibatkan 9.000 responden tersebut, juga menghasilkan data menarik. Mayoritas dari responden yang merupakan perempuan Indonesia (98,5%), merasa percaya diri dengan kondisi kulit mereka. Kriteria kecantikan pun mengalami pergeseran. Sebanyak 30,7% responden menganggap wajah mulus sebagai syarat utama, sementara hanya 16,3% yang mementingkan kulit yang glowing.

Perubahan ini bisa menjadi langkah positif dalam mengatasi masalah body image dan standar kecantikan yang sering dialami perempuan. Pada akhirnya, kita juga perlu mengubah cara kita memandang kecantikan. Standar kecantikan yang sempit harus dihapuskan dan digantikan dengan konsep kecantikan yang lebih inklusif dan aman bagi perempuan. Tentunya, peran media, influencer, dan masyarakat secara umum harus berperan aktif dalam mempromosikan kecantikan yang beragam dan sehat. 

Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif bagi semua orang, terutama perempuan. Karena pada realitanya, semua perempuan memiliki kecantikan yang berbeda-beda dan pandangan tersebut sifatnya relatif. Apapun warna kulit, tinggi badan, bentuk badan, dan tipe riasan serta rambutnya, semua perempuan berhak mendapatkan kenyamanan atas tubuh dan dirinya sendiri.

Reading next

Bagaimana Cara yang Tepat untuk Bersihkan Puff dan Spons Makeup?
Mengenal Skin Prep, Langkah Terpenting Sebelum Apply Makeup